Kediri, brillianjustice.online – Garuda Biru yang sempat menghebohkan publik pada Agustus 2024 kembali terlihat berkibar di perayaan Hari Kemerdekaan tahun ini. Puluhan spanduk bergambar Garuda Biru terpasang di sepanjang jalan Desa Minggiran, Kecamatan Papar, tepat di depan rumah-rumah warga.
Kemunculan kembali simbol tersebut sempat memunculkan rasa penasaran sebagian orang. Pasalnya, Garuda Biru pernah menjadi ikon darurat demokrasi yang ramai diperbincangkan tahun lalu. Namun, realitas di lapangan ternyata jauh dari dugaan politik maupun simbol perlawanan.
Ketua RT setempat, Mukhlisah, menegaskan bahwa pemasangan spanduk itu murni hasil kreativitas warga. “Kami ingin sesuatu yang berbeda. Spanduk merah putih sudah biasa, jadi kami memilih warna biru agar lebih segar dan unik. Tidak ada maksud politik sama sekali,” jelasnya.
Ia menambahkan, seluruh warga kompak bergotong royong mulai dari diskusi, pemilihan warna, hingga pencetakan spanduk. Semangat utama yang ingin ditunjukkan adalah perayaan kemerdekaan dengan nuansa baru yang tetap menumbuhkan kebersamaan. “Itu hasil kesepakatan bersama, sama sekali tidak terkait isu yang pernah ramai di media,” tegasnya.
Sekadar mengingatkan, Garuda Biru pernah viral pada Agustus 2024 ketika publik ramai-ramai memasang simbol itu di media sosial. Gerakan tersebut muncul sebagai bentuk keprihatinan terhadap kondisi demokrasi dan ajakan mengawal jalannya putusan Mahkamah Konstitusi serta Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
Simbol tersebut pertama kali diunggah oleh Najwa Shihab melalui akun @najwashihab, @matanajwa, dan @narasitv di Instagram. Poster Garuda Biru sendiri sebenarnya diambil dari potongan video lama yang pernah diunggah kanal YouTube EAS Indonesia Concept pada Oktober 2022. Video tersebut terinspirasi dari sistem peringatan darurat nasional Amerika Serikat yang digunakan untuk menyampaikan informasi penting saat perang, konflik, atau ancaman besar lainnya.
Bagi warga Minggiran, spanduk Garuda Biru yang dipasang saat ini tidak lebih dari ekspresi kebersamaan dan cara berbeda untuk memaknai kemerdekaan.(red.al)
0 Komentar