Kediri,  brillianjustice.online – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri menggelar kegiatan tur sejarah ke Monumen Moestopo di Taman Ngadiluwih. Agenda ini bertujuan mengajak masyarakat mengenang jasa-jasa besar Prof. Dr. Moestopo, seorang tokoh militer, dokter gigi, sekaligus pendidik asal Kediri.

Moestopo lahir di Desa Ngadiluwih, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri pada 13 Juli 1913. Sebagai penghargaan atas kontribusi dan perjuangannya, pemerintah mendirikan Monumen Moestopo pada tahun 2017.

“Jasa beliau sangat banyak, baik dalam perjuangan melawan penjajah, pengembangan ilmu kedokteran gigi, maupun bidang pendidikan,” ujar Muhammad Tantowi, anggota Pasak Kadiri yang bertindak sebagai pemandu tur gratis tersebut.

Tantowi menambahkan, kiprah Moestopo di dunia pendidikan begitu besar karena ia mendirikan sebuah perguruan tinggi di Jakarta yang kini dikenal sebagai Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama).

Perjalanan hidup Moestopo juga erat kaitannya dengan sejarah perjuangan bangsa. Pada masa penjajahan Jepang, ia bergabung dengan PETA (Pembela Tanah Air). Pasca proklamasi kemerdekaan, Moestopo dipercaya sebagai Kepala BKR Karesidenan Surabaya. Tak lama kemudian, Presiden Soekarno mengangkatnya menjadi Penasehat Agung Presiden.

Saat menjabat sebagai Kepala BKR Surabaya, ia sempat memperingatkan Jenderal AWS Mallaby agar tidak mendarat di Surabaya. Namun peringatan itu diabaikan, hingga akhirnya meletus pertempuran heroik 10 November 1945 yang berhasil mengusir pasukan Belanda dan kini dikenang sebagai Hari Pahlawan.

Melalui kegiatan tur sejarah ini, masyarakat diharapkan dapat lebih mengenal sosok Moestopo sekaligus meneladani semangat juang dan dedikasinya dalam membangun bang(red.al)