Kediri,  brillianjustice.online – Suasana Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Kediri, Jawa Timur, tampak berbeda saat perayaan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia. Warga binaan pemasyarakatan (WBP) menunjukkan bakat dan keterampilan mereka melalui peragaan busana adat yang penuh warna.

Kepala Lapas Kelas II A Kediri, Solichin, memberikan apresiasi tinggi atas kreativitas para WBP yang berhasil menampilkan karya busana dengan ide-ide segar dan menarik.

“Kreativitas warga binaan tidak bisa dibatasi. Melalui kegiatan positif seperti ini, mereka mampu menyalurkan ide, bakat, dan keterampilan secara membangun sekaligus ikut memeriahkan momen kemerdekaan,” ujarnya di Kediri, Jumat.

Rangkaian kegiatan peringatan HUT ke-80 RI di dalam lapas ini diisi dengan berbagai acara, salah satunya peragaan busana yang melibatkan pegawai serta perwakilan WBP dari setiap kamar hunian. Acara ini sekaligus menjadi sarana kebersamaan yang membawa suasana gembira di balik tembok penjara.

Sebelum perlombaan dimulai, panggung lapas dipenuhi pertunjukan teatrikal yang menegangkan sekaligus menghibur. Para WBP membawakan kisah heroik Garuda yang berhasil mengalahkan penjajah yang digambarkan sebagai sosok perompak. Pementasan ini dipimpin langsung oleh Kepala Seksi Bimbingan Narapidana dan Anak Didik (Kasi Binadik) Lapas Kediri, Harry Suryadi.

Keunikan lain dari acara ini terletak pada busana yang sepenuhnya dibuat dari bahan sederhana seperti plastik, kardus, dan kertas. Beragam karya kreatif, mulai dari barong berbahan kardus, topeng penthul buatan tangan, hingga hiasan unik lainnya, mendapat sambutan meriah dari para penonton.

Saat sesi peragaan busana dimulai, panggung lapas dipenuhi kostum-kostum menawan hasil karya para WBP. Ada yang mengenakan kostum Gatot Kaca dari kardus lengkap dengan ornamen bernuansa kemerdekaan, ada pula yang memanfaatkan tutup botol sebagai hiasan, serta kreasi lain yang berhasil menyedot perhatian juri dan penonton.

Tidak hanya warga binaan, para petugas lapas juga turut serta dengan mengenakan busana adat Nusantara seperti Jawa, Bali, hingga Dayak. Kolaborasi antara karya busana WBP dengan pakaian adat pegawai menciptakan perayaan yang meriah, penuh warna, dan sarat semangat nasionalisme.(Red.AL)